Bogor, PULBAKET – Tokoh masyarakat, Imam Suyono menyatakan bahwa, rantai pasok bahan bakar mesin atau BBM dan komoditas pangan sejak lebih dari dua tahun terakhir ini terdampak berat oleh Pandemi Covid-19 dan belum menunjukkan tanda-tanda kepulihan sepenuhnya, yang diperparah pula karena perang Rusia-Ukraina, yang pecah pada 24 Februari 2022 lalu.
“Akibatnya, harga-harga komoditas meroket secara signifikan, termasuk BBM, gas, dan pupuk, yang untuk pasar Uni Eropa sangat ditentukan oleh pasokan dari Rusia dan Ukraina,” katanya melalui WhatsApp pada Minggu, 28 Agustus 2022.
Ia menambahkan, Uni Eropa, AS, China, Jepang, Korea Selatan, dan ASEAN adalah “engines of economic growth” dunia. Ketimpangan di salah-satu pusat pertumbuhan dunia tersebut, tentu akan berpengaruh kepada seluruh kawasan dan negara-negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia.
“Pada tataran nasional, fenomena global tersebut juga mempengaruhi postur dan membebani APBN TA 2022, yang telah menyisihkan dana Rp502 triliun untuk keperluan subsidi dan kompensasi bagi BBM, gas, dan listrik,” kata Imam yang juga aktif di Paguyuban Sahabat Indonesia.
Lanjutnya, jika pemerintah mempertahankan harga BBM dan gas bersubsidi seperti saat ini, yang jauh berada di bawah harga keekonomiannya, maka pada TA 2023 yang akan datang, pemerintah diharuskan untuk “top-up” Rp198 triliun sehingga total subsidi dan kompensasi akan mencapai Rp700 triliun.
“Pada APBN TA 2022, pemerintah masih diharuskan menyisihkan dana untuk Pemulihan Ekonomi Nasional sebesar Rp695,2 triliun, belum lagi dana untuk terus memitigasi Pandemi Covid-19. Hal yang sama juga akan dilakukan oleh pemerintah untuk TA 2023,” jelas Imam
Menurutnya, tidak mengherankan dalam beberapa minggu ini, pemerintah dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit, yaitu apakah tetap mempertahankan harga BBM dan gas bersubsidi, dengan kemungkinan terburuk APBN sebagai instrumen penggerak pertumbuhan ekonomi kehilangan fungsi dan daya dorongnya, atau menaikkan harga komoditas tersebut, yang diimbangi dengan penaikan BLT/Bansos bagi masyarakat yang membutuhkan, agar konsumsi domestik dan inflasi tetap terjaga.
“Berdasarkan “common sense”, kenaikan harga tampaknya tidak dapat dihindari, demi menyelamatkan keuangan negara, mengingat dana subsidi BBM Tahun Anggaran 2022 juga akan terserap habis pada bulan November 2022 yang akan datang,” tutup Imam. (*)
Penulis: Andre
Editor: Rieqhe
Tags: Bahan Bakar Minyak (BBM), Imam Suyono
-
Reses, Justin Adrian: Masyarakat Jangan Sungkan Hubungi Nomor Saya untuk Sampaikan Aduan dan Aspirasi
-
Menarik Pelanggan Baru, Kacab Leuwiliang Perumda Tirta Kahuripan Berinovasi dengan Jemput Bola
-
Tirta Moedal Semarang Study Inovasi Teknologi Terapan ‘Command Center Perumda Tirta Pakuan’
-
Gangguan Cuaca, Menhub Minta PT ASDP Indonesia Tingkatkan Aspek Keselamatan
-
Dankodiklat TNI Tinjau Gladi Bersih Upacara Pembukaan Gladi Posko Latgab TNI 2023
-
Praktik Adopsi Ilegal, Ini Penjelasan AKP Siswo Tarigan Polres Bogor