Joko Widodo : Tiga Hal yang Akan Dongkrak Daya Saing Indonesia

Joko Widodo : Tiga Hal yang Akan Dongkrak Daya Saing Indonesia
Berita Investigasi/ PULBAKET bertujuan untuk mengungkap fakta-fakta yang tersembunyi dan melaporkan isu-isu publik. Kode etik jurnalis mengatur prinsip-prinsip dasar, seperti kejujuran, objektif, ketepatan, berimbang dan integritas. Portal berita investigasi yang mengedepankan etika akan selalu menyajikan berita dengan perspektif yang bertanggung jawab dalam rangka ikut mencerdaskan anak bangsa

Joko Widodo : Tiga Hal yang Akan Dongkrak Daya Saing Indonesia

Joko Widodo

Joko Widodo : Tiga Hal yang Akan Dongkrak Daya Saing Indonesia

BOGOR, PulbaketPresiden Joko Widodo mengatakan bahwa di masa depan, bukan negara besar yang akan mengalahkan negara kecil ataupun negara kaya yang akan mengalahkan negara miskin, melainkan negara yang bergerak cepat yang akan mengalahkan negara yang lambat Untuk bergerak Untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain, dibutuhkan setidaknya tiga hal fondasi utama, yakni infrastruktur, hilirisasi dan industrialisasi, serta digitalisasi ungkap Bpk Presiden Jokowi.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat secara resmi membuka Silaturahmi Nasional (Silatnas) Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, pada Jumat, 5 Agustus 2022.

“Satu, infrastruktur. Ini mungkin baru akan terasa nanti lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang, tidak bisa instan kita rasakan sekarang. Tetapi begitu kita berkompetisi dengan negara-negara lain, kalau infrastruktur kita baik, akan kelihatan kita bisa bersaing atau tidak,” ujar Presiden.

“Dalam tujuh tahun ini, telah (ber)tambah 2.042 km jalan tol, 5.500 km jalan non tol, bandara baru 16, pelabuhan baru 18, bendungan baru 38, irigasi 1,1 juta hektare. Inilah pondasi kita untuk nanti bisa berkompetisi dengan negara-negara lain. Mungkin tidak bisa kita rasakan saat ini (instan ) dan nanti dampak dan efeknya akan ke APBN,” lanjutnya.

Pondasi kedua yakni hilirisasi dan industrialisasi. Presiden Jokowi menyoroti ekspor bahan mentah yang telah dilakukan sejak lama berjalan misalnya nikel. Menurutnya, nilai ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah pada 2014 hanya mencapai USD1 miliar atau Rp15 triliun dan melompat berkali-kali lipat setelah ekspor nikel tersebut dihentikan.

Baca Berita Lain Kami  Kapolri Meminta Kasus Irjen Pol TM Ditangani Secara Etik Hingga Pidana

“Begitu kita stop, 2017 stop (ekspor bahan mentah) nikel, ekspor di 2021 mencapai Rp300 triliun lebih. Dari Rp15 triliun, melompat fantastis menjadi Rp300 triliun. Itu baru satu komoditas, yang di ekspor imbuhnya.

Menurut Presiden Jokowi, dengan melakukan hilirisasi dan industrialisasi, pemerintah akan mendapatkan banyak manfaat keuntungan. Pertama, penerimaan pajak akan meningkat, kedua, akan membuka lapangan pekerjaan yang sangat banyak untuk SDM kita.
Untuk itu, pemerintah berencana menghentikan ekspor dalam bentuk bahan bahan mentah untuk komoditas lainnya.

“Setelah nikel inilah, meskipun belum rampung (gugatan) di WTO, akan kita stop lagi tahun ini mungkin timah atau bauksit, kita stop juga.
Dikerjakan oleh BUMN, bekerja sama dengan swasta.( publik) Kalau BUMN dan swasta belum siap teknologinya, mengambil _partner_, enggak apa-apa. _Partner_ asing untuk transfer teknologi, enggak apa-apa,” jelasnya Presiden.

Fondasi ketiga adalah digitalisasi, utamanya untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut Presiden, ada 65,4 juta UMKM di Indonesia, yang semuanya bisa berkontribusi pada 61 persen perekonomian Indonesia.

“Jangan lupakan mereka yang kecil-kecil ini. Oleh sebab itu, kita terus mendorong dan terus suport mereka untuk masuk pada ekosistem digital. Tiga Hal ini nanti yang akan menjadi fondasi kuat ekonomi Indonesia, (yaitu) usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, bukan yang gede-gede,” Ungkapnya.

Jika hilirisasi dan industrialisasi tersebut dilakukan secara konsisten, Kepala Negara meyakini, PDB/GDP ekonomi Indonesia yang saat ini berada pada ranking 15 di dunia akan dapat melompat ke urutan ketujuh di dunia pada 2030 nanti, dan urutan keempat pada tahun 2045.

“Kalau pertumbuhan ekonomi kita baik, GDP kita baik, nanti di 2030 perkiraan kita sudah tiga kali dari yang sekarang USD1,2-1,3 triliun menjadi di atas USD3 triliun. Artinya apa? APBN kita menjadi menggembung lebih besar,” tandasnya.

Baca Berita Lain Kami  Jokowi Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Bali

Bogor, 5 Agustus 2022
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

Kontributor : Gus Sigit/ Dhenpethaz

Baca Berita Lainnya Presiden Jokowi Diterima Kaisar dan Permaisuri Jepang

Tags: , ,

Kontak Iklan : 081574404040